Jumat, 05 Mei 2017

Etika Profesi Dan Komunikasi

                            ETIKA PROFESI DAN KOMUNIKASI

Pada tulisan kali ini saya akan menceritakan tentang hasil seminar yang telah saya ikuti selama bebepa waktu ini guna untuk memenuhi tugas kuliah dengan mata kuliah Etika Profesi dan Komunikasi #,  yang di bimbing oleh Ibu Yuning Ika Rohmawati.

Seminar yang pertamayang saya ikuti adalah seminar yang diselenggarakan oleh institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) dengan tema “Make a Better Environment With Lanscape Architect”





DI isi oleh 2 pembicara
1.      Mikhail Gorbchev Domm, beliau adalah alumni Universitas Indonesia dan juga aktivis lingkungan Indonesia Populih materi yang beliau sampaikan adalah mengenai Propaganda lingkungan hidup melalui sosial media
2.      Baron Noor wendo, beliau adalah alumni Universitas Indonesia dan juga ketua Bank Sampah kota Depok. Materi yang beliau sampaikan adalah mengenai Perilaku hijau setiap hari : Kreatif dan produktif memanfaatkan sampah


Berikut adalah foto suasana ketika seminar :


  

Materi 1 dari seminar berikut tentang : Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan di mana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda.
Sebagai komunikasi satu ke banyak orang (one-to-many), propaganda memisahkan komunikator dari komunikannya. Namun menurut Ellul, komunikator dalam propaganda sebenarnya merupakan wakil dari organisasi yang berusaha melakukan pengontrolan terhadap masyarakat komunikannya. Sehingga dapat disimpulkan, komunikator dalam propaganda adalah seorang yang ahli dalam teknik penguasaan atau kontrol sosial. Dengan berbagai macam teknis, setiap penguasa negara atau yang bercita-cita menjadi penguasa negara harus mempergunakan propaganda sebagai suatu mekanisme alat kontrol sosial.[1]

MATERI 2 ADALAH TENTANG KREATIF & MEMANFAATKAN SAMPAH :

 A.  Pengertian Sampah
Menurut para ahli, sebagaimana dikutif oleh Dedy Meliala bahwa sampah dapat didefinisikan sebagai berikut:
1.        Kamus Istilah Lingkungan, mendefinisikan sampah sebagai berikut:
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
2.        Dr. Tandjung, M.Sc. mengatakan bahwa:  “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”.
3.        Prof. Ir. Radyastuti. W. mengungkapkan bahwa: “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai”.
4.        Ecolink untuk Istilah Lingkungan mengatakan: “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.


B.       Sumber-sumber Sampah
             Dilihat dari sumbernya sampah dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1.        Rumah Tangga
Sampah rumah tangga berasal dari dapur rumah yang biasanya sampah organik dari sisa sayuran, buah-buahan, dan makanan. Tetapi, ada juga sampah anorganik seperti sampo, pasta gigi, sikat gigi, dan lain sebagainya.
2.        Pertanian
Secara umum sampah pertanian dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, pupuk, dan hiasan. Sampah pertanian diantaranya adalah batang-batang padi dan gabah sisa penggilingan padi.
3.        Perkantoran
Sampah perkantoran pada umumnya adalah kertas-kertas seperti kertas folio dan kertas koran. Sampah kertas adalah sampah yang paling mudah untuk dimanfaatkan kembali.
4.        Pabrik atau Perindustrian
Sampah pabrik atau perindustrian biasanya kita kenal sebagai limbah. Limbah industri ada yang berbahaya dan ada juga yang tidak. Sampah industri yang berbahaya contohnya limbah kimia yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik kimia yang sebagian ada yang mengandung racun, sehingga dianggap sebagai limbah yang berbahaya.
5.        Rumah Sakit
Sampah rumah sakit biasanya berupa bekas alat suntik, obat-obatan, botol infus, dan sebagainya. Beberapa sampah rumah sakit dikategorikan sebagai sampah berbahaya.
6.        Pasar
Sampah yang berasal dari pasar cukup beragam yang pada umumnya adalah sisa-sisa sayuran yang layu atau busuk. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah-sampah tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap  sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pembeli. Jika kondisi tersebut tidak berubah, para pembeli akan memilih tempat yang lebih nyaman seperti di supermarket.


C.      Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan komposisi, sampah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.        Sampah Organik (Degradable)



Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable atau dapat juga didefinisikan sampah yang dapat mengalami pembusukan secara alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah berasal dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain dari kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah dan lain sebagainya.
2.      Sampah Anorganik (non-organik/Undegradable)



Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari barang-barang yang tidak dapat terurai atau tidak dapat mengalami pembusukan secara alami, seperti sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi (kaleng, plastik, karet, kaca, keramik, kertas). Walaupun tidak dapat mengalami pembusukan secara lamai, tetapi sampah anorganik ini dapat didaur ulang.

  Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain:   
1.        Sampah Basah (Garbage)
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
2.        Sampah Kering (Rubbish)
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:
a.    Metalic Rubbish - misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.
b.    Non Metalic Rubbish - misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan.
3.        Sampah Lembut
Terdiri dari partikel-partikel kecil,  ringan dan  mempunyai  sifat  mudah  beterbangan,
yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta penglihatan. Misalnya: 
a.    Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur, pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.
b.     Abu, berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-lain.
4.        Sampah Besar (Bulky Waste)
Merupakan sampah yang berukuran besar, misalnya: bekas furnitur (kursi, meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain. 
5.        Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).
Merupakan sampah dari bahan yang beracun dan berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun tanaman. Sampah ini tidak dapat didaur ulang secara sembarangan harus disterilkan terlebih dahulu. Sampah ini terdiri dari:
a.    Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.
       b.    Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan
              beracun, baterei bekas, dan lain-lain.
c.    Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir.
d.     Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya.

Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi:
1.        Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
             a.    Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi 
                    baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan 
                    perkebunan. 
              b.   Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat 
                    dibagi lagi menjadi: 
   -   Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai 
        secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
   -    Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau 
        diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2.        Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Contohnya:
·                   a.   Limbah hitam :  sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen 
                  yang berbahaya.
·                   b.   Limbah Rumah Tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat 
                  cucian. Sampah ini memungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi:  padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.  Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
3.        Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4.        Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama  pada  dialektika   manusia   adalah   pengurangan   penularan  penyakit  melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5.        Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
6.        Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).


D.      Dampak Negatif Sampah Dalam Berbagai Bidang
1.        Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya berbagai penyakit, seperti:
a.    Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b.         Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). 
c.         Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d.      Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.        Dampak terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).




             Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3.        Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
4.        Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat  kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.





E.       Cara Menanggulangi Permasalahan yang Berhubungan dengan Sampah
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan sampah, yaitu:
 1.        Masyarakat diwajibkan membuang sampah pada tempatnya.
2.        Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Bagi masyarakat yang melanggar dikenakan hukuman sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.
3.        Tersedianya tempat sampah di tempat-tempat tertentu sehingga masyarakat tidak susah membuang sampah di tempat tersebut.
4.        Melakukan kerja bakti secara berkala untuk membersihkan lingkungan sekitar dari sampah.
5.        Penimbunan Tanah
Didaerah perkotaan, setiap harinya ribuan meter kubik diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah-sampah yang bertumpuk ini dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah dataran rendah yang akan dijadikan perumahan, ruko atau yang lainnya. Sampah-sampah itu diratakan dan dipadatkan sampai ketinggian yang diinginkan. (Marshall Bakar, 2012:32)
6.        Penimbunan Tanah Secara Sehat (Sanitary Land Fill)
Sampah busuk (garbage) yang merupakan sisa makanan, sayuran atau segala yang busuk dan berbau busuk sebenarnya dapat dijadikan bahan untuk mengurug dataran rendah. Namun setelah itu, sampah diurug sesuai dengan ketinggian yang diinginkan, sampah ini ditimbun tanah. Lapisan tanah penimbunan ketebalannya minimal 60 cm.
7.        Pembakaran Sampah
Cara pemusnahan sampah dengan pembakaran biasa dilakukan oleh penduduk desa atau pinggiran kota. Cara ini dianggap paling praktis. Namun ada kendala jika datang musim penghujan. Biasanya sampah menjadi basah dan sulit dibakar. Selain itu, pembakaran sampah menyebabkan pencemaran udara. (Marshall Bakar, 2012:32)
8.        Penghancuran (Pulverisation)
Sebagian kota besar telah memiliki mobil pengumpul sampah yang dilengkapi dengan mesin penghancur. Sampah dibuat potongan-potongan kecil sehingga menjadi praktis. Setelah sampah dilumatkan, maka sampah-sampah itu dibuang untuk menimbun dataran rendah atau dibuat pupuk kompos. (Marshall Bakar, 2012:32)


F.       Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut  adalah  prinsip-prinsip  yang  bisa  diterapkan  dalam  pengolahan sampah,
 yaitu:
1.        Mengurangi (Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2.        Menggunakan kembali (Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang sekali pakai, buang(Inggris: disposable)
3.        Mendaur ulang (Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang berguna bagi manusia.
4.        Mengganti (Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
5.        Mengubah (Inggris: recovery)
Recovery ialah proses pengubahan sampah menjadi bentuk lain, misalnya sampah diubah menajdi energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)).


G.      Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Masyarakat        
Selain cara di atas ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat, diantaranya adalah:
1.        Makanan Ternak
Banyak sisa kegiatan rumah tangga atau kegiatan pabrik yang bisa dijadikan makanan ternak. Sebagai contoh, sayur-mayur sisa di dapur, bisa dijadikan makanan sapi, kambing atau binatang ternak lainnya. Nasi yang basi bisa dicampur dengan dedak untuk makanan ayam. Kulit singkong, kulit pisang dan sejenisnya bisa juga dijadikan makanan ternak. Di beberapa peternakan, ampas tahu dijadikan makanan domba, sehingga domba tumbuh dengan gemuk.
2.        Daur Ulang (Recycling)
Sampah-sampah  yang  dibuang karena dianggap sudah tidak berguna lagi, sebenarnya
masih dapat dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi benda lain atau dicetak ulang untuk benda yang sama, seperti : plastik, kertas, kaca, dan botol bekas. Beberapa contoh daur ulang dapat disebutkan sebagai berikut:
a.       Daur ulang plastik
Plastik-palstik yang dikumpulkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu : sortir, pemotongan, pencucian, pengeringan, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pencetakan pembungkusan dan pemeriksaan. Pada tahap ini dihasilkan biji plastik yang selanjutnya diolah menjadi barang-barang keperluan rumah tangga yang memiliki nilai jual.
b.      Daur ulang kaca
Daur ulang kaca dapat dilakukan dengan cara pecahan kaca atau botol yang ada dibersihkan, dicuci dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca dibentuk sesuai dengan keinginan. Pecahan kaca atau botol dapat pula langsung dibuat benda hias yang memiliki nilai seni yang tinggi.
c.       Daur ulang kaleng bekas
Kaleng-kaleng bekas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang kerajinan yang berguna, misalnya vas bunga, tempat pensil, wadah kosmetik atau perhiasan, mainan anak atau toples tempat permen.
d.      Daur ulang bunga kering
Agar bunga dapat bertahan lebih lama dan memiliki nilai seni yang tinggi, bunga dapat dikeringkan dan dikombinasikan dengan bahan limbah lain seperti ranting tanaman, daun, kulit dan biji buah. Semua bahan tersebut dirangkai melalui pengeleman dan dibentuk menjadi booklet yang indah atau asesoris lain sebagai dekorasi ruangan.
e.       Daur ulang bahan kain
Kain yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat boneka, washlap, tas, tempat pensil dan lain-lain. Selain itu limbah dari pabrik yang berupa bahan kain dapat dimanfaatkan untuk membuat keset, hiasan dinding dan lain sebagainya.
f.       Daur ulang bahan kertas
Kertas  yang  sudah  tidak  dipakai  lagi  dapat  dimanfaatkan untuk membuat kartu
undangan, kotak perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara mengubah kertas-kertas bekas menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak, dikeringkan dan kemudian dapat dibentuk sesuai dengan keperluan.
3.        Pengomposan (Composting)
Pemusnahan sampah dengan cara pengomposan sudah banyak dilakukan orang, baik secara pribadi maupun kelompok. Mereka menggunakan teknik pengomposan untuk memanfaatkan benda tak berguna itu untuk dijual sebagai pupuk kompos. Dengan cara, sampah yang berupa sampah basah (garbage) dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Komposisi untuk membuat kompos ini adalah 2 – 4 m kubik sampah basah, 6,5 m kubik kulit buah kopi, 750 kg kotoran hewan memamah biak (kira-kira 50 blek minyak tanak isi 20 liter), dan 30 kg abu dapur atau abu kayu. Cara pembuatan kompos ini cukup mudah, yaitu:
a.         Semua bahan dicampur kecuali abu dan disimpan di tempat pengomposan setinggi 1 m. Kemudian atasnya ditaburi abu secara merata.
b.         Cairan yang keluar dari bak pengomposan ditampung dan disiramkan kembali ke permukaan kompos untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
c.         Setelah 2 -3 minggu kompos perlu dibolak-balik dengan baik setiap minggu.
d.        Biasanya 2-3 bulan kompos sudah matang dengan sempurna.
e.         Setiap dimanfaatkan sebaiknya kompos dijemur dulu sampai agak kering dan kadar airnya kira-kira tinggal 50-60 % saja.













Forensik & Penilaian Bangunan #

UNIVERSITAS GUNADARMA  MAKALAH FORENSIK  DAN PENILAIAN BANGUNAN KELOMPOK 4: Adelia Anggita D. 1031...