Minggu, 17 Maret 2019

PERENCANAAN JEMBATAN


Ø  SYARAT-SYARAT PERENCANAAN JEMBATAN
1. Syarat-syarat perencanaan jembatan yang layak
          Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuik suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan jembatan yang meliputi:
a) Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety)
b) Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability) 
c) Kemudahan pemeriksaan (inspectability)
d) Kemudahan pemeliharaan (maintain ability)
e) Kenyamanan bagi pengguna jembatan (ride ability)
f)  Ekonomis
g) Kemudahan pelaksanaan
h) Estetika
i)  Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal

2. Peraturan Jembatan legal dalam dalam perencanaan jembatan standar SNI
SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan
-Surat Edaran Dirjen Binamarga tentang Penyampaian Ketentuan Desain dan Revisi Jalan dan Jembatan
-Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jembatan gantung untuk pejalan kaki 
-Rancangan 3 Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondasi Jembatan
-RSNI T 12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan 
-RSNI T-02-2005 Standar pembebanan untuk jembatan 
-RSNI T-03-2005 perencanaan struktur baja untuk jembatan 
-SNI 2451-2008 Spesifikasi pilar dan kepala jembatan sederhana bentang 5 m sampai dengan 25 m dengan pondasi tiang pancang 
-SNI 2833-2008 Standar perencanaan tahan gempa untuk jembatan
-SNI 6747-2002 Tata cara perencanaan teknis pondasi tiang untuk jembatan 
-Surat Edaran Mentri PU 07SEM2015 Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan jembatan 
-Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Pengecatan Elemen Jembatan

3Bagian - bagian dari kontruksi perencanaan jembatan

Gambar 1 Bagian-bagian Jembatan

Bangunan Atas (super struktur), yang terdiri atas:
Ø  Gelagar-gelagar utama (rangka utama), yang terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu lain. Gelagar-gelagar ini terdiri dari batang diagonal, horizontal dan vertical yang membentuk rangka utama dan terletak pada kedua sisi jembatan.
Ø  Gelagar melintang, berupa baja profil yang terletak di bawah lantai kendaraan, gunanya sebagai pemikul lantai kendaraan.
Ø  Lantai kendaraan, terletak di atas gelagar melintang, biasanya terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan seluruh lebar bagiannya digunakan untuk lalulintas kendaraan.
Ø  Lantai trotoar, terletak di pinggir sepanjang lantai kendaraan dan digunakan sebagai tempat pejalan kaki.
Ø  Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari kedua sisi samping jembatan.
Ø  Tinang sandaran, terbuat dari beton bertulang atau baja profil dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka utama, gunanya untuk menahan pipa sandaran.
Ø  Rangka
1)    Batang tepi atas
2)    Batang tepi bawah
3)    Batang diagonal
4)    Batang vertikal (RBB, RBR)
5)    Ikatan angin horizontal atas
6)    Ikatan angin horizontal bawah
7)    Diafragma
8)    Gelagar melintang
9)    Sambungan/pelat buhul/pelat pengisi
10) Baut/ las/ paku keeling
11) Batang tengah (CH)
12) Pelat kopel
13) Ikatan angin melintang
14) Pengaku badang (stiffner)

Ø  Sistem gelagar, beton bertulang, beton prategang, baja komposit.
1)    Diafragma (beton)
2)    Sambungan gelagar
3)    Pelat pengaku (stiffner)
4)    Pelat penguat (cover plate)
5)    Diafragma baja Horizontal
6)    Diafragma baja vertical
7)    Sambungan diafragma

Ø  Bangunan bawah (sub structure), yang terdiri dari
1)    Pondasi
2)    Pondasi langsung
3)    Pondasi sumuran
4)    Tiang pancang
5)    Tiang bor

Ø  Pilar, berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi.
1)    Balok pondasi (pile cap bawah)
2)    Pilar dinding/kolom
3)    Dinding penahan tanah (kepala jembatan)
4)    Balok kepala (pierhead)
5)    Penunjang/pengaku (bracing)
6)    Balok tiang (pile cap atas)

Ø  Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari timbunan jalan pendekat ke bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe dan jenis abutment, yaitu:
1)    Tipe gravitasi, kontruksi terbuat dari pasangan batu kali. Digunakan bila tanah keras dekat dengan permukaan.
2)    Tipe T terbalik (kantilever), kontruksi terbuat dari beton bertulang, bentuknya langsing sehingga dalam proses pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe yang lain.
3)    Tipe dengan penopang, bentuknya kontruksinya sama dengan tipe kantilever  tetapi ditambahkan penopang dibelakangnya, yang berguna untuk melawan pengaruh tekanan tanah dan gaya angkat (bouyvancy).

4. Bentuk-bentuk jembatan

A. Jembatan Kantilever(cantilever bridges)




B. Jembatan rangka (truss bridge)




C. Jembatan balok (beam bridge)



D. Jembatan lengkung (arch bridge)



E. Jembatan gantung (suspension bridge) 



F. Jembatan kabel (cable stayed bridge)



G. Jembatan bergerak (movable bridges)

H. Jembatan terapung (floating bridges)


I. Jembatan kayu (log bridge)


J.Jembatan beton (concrete bridge)




5. Beban-beban yang bekerja dalam perencanaan struktur jembatan.

Ø  BEBAN PRIMER
  1) Beban mati, adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu satuan dengan jembatan (Sumantri, 1989). Salam menentukan besarnya muatan mati harus dipergunakan nilai berat volume untuk bahan-bahan bangunan. Contoh beban mati pada jembata; berat beton, berat aspal, berat baja, berat pasangan bata, berat plesteran dll.
 2) Beban hidup, yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan.
3) beban kejut, diperhitungkan pengaruh getaran-getaran dari pengaruh dinamis lainnya.

Ø  BEBAN SEKUNDER
 1) Beban gaya rem (TB), pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan.
2) Gaya akibat perbedaan suhu, untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
  3) Beban gempa (EQ)
  4) Beban angin (EW)




Ø Nama: ALFIN FIKRIN KARIM
Ø Npm  : 10316571
Ø Kelas : 3TA04
Ø  Dosen : I Kadek Bagus Widana Putra


Hyperlink 1     : https://ftsp.gunadarma.ac.id/sipil/
Hyperlink 2     : https://www.gunadarma.ac.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Forensik & Penilaian Bangunan #

UNIVERSITAS GUNADARMA  MAKALAH FORENSIK  DAN PENILAIAN BANGUNAN KELOMPOK 4: Adelia Anggita D. 1031...