NPM : 10316571
KELAS : 2TA04
TEORI ANTRIAN
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan
sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau
tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan
situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang
antrian bukan merupakan hal yang baru.
Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat
nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon
penumpang melakukan check-in, di super market saat para pembeli antri untuk
melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih
banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal
yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan
pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik
tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan
tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak
pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena
harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan
sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu
saja akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan
melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga
pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan
kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat
diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan
tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan
keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat
diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan
hilangnya pelanggan / nasabah.
Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah
model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan
berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi. Pada model
simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba
terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat
tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki
pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada
hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat
dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh
solusi untuk situasi atau syarat pertibaan yang mana pun.
1. Sejarah Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu
menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan
pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic
dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam
waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para
penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran,
mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan
keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917
penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam
periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some
problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian
Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto,
1987).
2. Pengertian Antrian
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu
dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan
(fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan
menjadi sistem yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering
diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hil ier dan Lieberman adalah
sebagai berikut :
1. Sistem pelayanan komersial
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat
luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko – toko,
salon, butik, supermarket, dan sebagainya.
Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi,
sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi
komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang
dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional,
seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan
lain – lain (Subagyo, 2000).
3. Komponen Dasar Antrian
Komponen dasar proses antrian adalah :
1. Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya
orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini
sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau
biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya
merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variabel acak adalah suatu
variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak.
Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya
dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak
diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang
tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
2. Pelayan
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu
atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap
fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel)
(Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol.
Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas
pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung
bioskop.
3. Antri
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri.
Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses
pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau
kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri.
Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani
pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa
digunakan, yaitu :
1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO)
artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya,
antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO)
artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian
dalam elevator untuk lantai yang sama.
3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan
didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
4. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan
diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan
dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir
ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti
ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam
keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat
praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada
dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja
tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu
antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian
sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat
bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan
(balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam
garis tunggu (Setiawan, 1991).
4. Struktur Antrian
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam
seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar 2.5. Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya
Sistem Multi Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar 2.5. Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya
5. Mekanisme Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme
pelayanan, yaitu :
1. Tersedianya pelayanan
1. Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat.
Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka
pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya.
Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas
pelayanan (pelayan) istirahat.
2. Kapasitas pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah
langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak
selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah –
ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran.
Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem
pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut
saluran ganda atau pelayanan ganda.
3. Lamanya pelayanan
Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara
pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk
semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk
keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang
terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu pertibaan
(Siagian, 1987).
6. Model – model Antrian
Pada pengelompokkan model – model antrian yang berbeda –
beda akan digunakan suatu notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini
sering dipergunakan karena beberapa alas an. Diantaranya, karena notasi
tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model –
model antrian, tetapi juga asumsi – asumsi yang harus dipenuhi (Subagyo, 2000).
Format umum model : (a/b/c);(d/e/f)
di mana :
a = distribusi pertibaan / kedatangan (arrival distribution), yaitu jumlah pertibaan pertambahan waktu.
b = distribusi waktu pelayanan / perberangkatan, yaitu selang waktu antara satuan – satuan yang dilayani (berangkat).
c = jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem.
d = disiplin pelayanan.
e = jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (dalam pelayanan ditambah garis tunggu).
f = besarnya populasi masukan.
di mana :
a = distribusi pertibaan / kedatangan (arrival distribution), yaitu jumlah pertibaan pertambahan waktu.
b = distribusi waktu pelayanan / perberangkatan, yaitu selang waktu antara satuan – satuan yang dilayani (berangkat).
c = jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem.
d = disiplin pelayanan.
e = jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (dalam pelayanan ditambah garis tunggu).
f = besarnya populasi masukan.
Keterangan :
1. Untuk huruf a dan b, dapat digunakan kode – kode berikut sebagai pengganti :
M = Distribusi pertibaan Poisson atau distribusi pelayanan (perberangkatan) eksponensial; juga sama dengan distribusi waktu antara pertibaan eksponensial atau distribusi satuan yang dilayani Poisson.
D = Antarpertibaan atau waktu pelayanan tetap.
G = Distribusi umum perberangkatan atau waktu pelayanan.
1. Untuk huruf a dan b, dapat digunakan kode – kode berikut sebagai pengganti :
M = Distribusi pertibaan Poisson atau distribusi pelayanan (perberangkatan) eksponensial; juga sama dengan distribusi waktu antara pertibaan eksponensial atau distribusi satuan yang dilayani Poisson.
D = Antarpertibaan atau waktu pelayanan tetap.
G = Distribusi umum perberangkatan atau waktu pelayanan.
2. Untuk huruf c, dipergunakan bilangan bulat positif yang
menyatakan jumlah pelayanan paralel.
3. Untuk huruf d, dipakai kode – kode pengganti :
FIFO atau FCFS = First – In First – Out atau First – Come First – Served.
LIFO atau LCFS = Last – In First – Out atau Last – Come First – Served.
SIRO = Service In Random Order.
G D = General Service Disciplint.
FIFO atau FCFS = First – In First – Out atau First – Come First – Served.
LIFO atau LCFS = Last – In First – Out atau Last – Come First – Served.
SIRO = Service In Random Order.
G D = General Service Disciplint.
4. Untuk huruf e dan f, dipergunakan kode N (untuk
menyatakan jumlah terbatas) atau (tak berhingga satuan – satuan dalam sistem
antrian dan populasi masukan).
Misalnya, model (M/M/1), berarti bahwa model menyatakan
pertibaan didistribusikan secara Poisson, waktu pelayanan didistribusikan
secara eksponensial, pelayanan adalah satu atau seorang, disiplin antrian
adalah first – in first – out, tidak berhingga jumlah langganan boleh masuk
dalam sistem antrian, dan ukuran (besarnya) populasi masukan adalah tak
berhingga. Menurut Siagian (1987), berikut ini adalah beberapa karakteristik
dari sistem antrian untuk model (M/M/1):
A. KARAKTERISTIK SISTIM ANTRIAN
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling
population)
2. Antrian
3. Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut adalah Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.
2. Antrian
3. Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut adalah Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.
1. Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling
population)
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling
population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku
dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan
dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai
contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi
sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri
untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas
(infinte).
Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random).
Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan
produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk
untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya,
misalnya setiap 30 detik. Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak (random)
banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang
sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan
dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar
kedatangan.
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan
bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas
n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,.
Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan
rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas
Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan
sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan
telepon melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll,
dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang
terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit
mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi poisson:
1. rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
2. bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
a. probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
b. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
1. rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
2. bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
a. probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
b. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi
kedatangan adalah ukuran populasi panggilan .
Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Perilaku kedatangan: Populasi yang akan dilayani mempunyai
perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku:
reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana
seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian
meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk
dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan
orang yang pindah-pindah antrian.
2. Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga
tidak terbatas (unlimited). Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam
kategori panjang antrian yang tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan,
masuk kategori panjang antrian yang terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam
kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite line-length) dapat
menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan telah tercapai. Contoh :
sejumlah tertentu pesawat pada landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara,
kedatangan pesawat yang baru dialihkan ke bandara yang lain.
3. Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga
hal, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin
antrian, waktu pelayanan, adalah sebagai berikut:
a. Tata Letak
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan.
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan.
Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel
single server) adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut
, namun terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian
jalur berganda dengan tahapan berganda (multi channel, multi server) adalah
sistem antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih
dari satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan.
b. Disiplin Antrian
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang iprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu.
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang iprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu.
Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua
jenis disiplin antrian tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve.
Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk
pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market
disediakan counter tersendiri.
Karakteristik waktu pelayanan. Waktu yang dibutuhkan untuk
melayani bias dikategorikan sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan,
jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan
waktu pelayanan acak, jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda
untuk setiap pelanggan. Jika waktu pelayanan acak, diasumsikan mengikuti
distribusi eksponensial.
B. PERILAKU BIAYA
Dalam sistem antrian ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu
biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas
layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu
yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa
penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan.
Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena
mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !
1. Sebutkan tiga komponen yang terdapat dalam sistem
antrian?
2. Jelaskan karakteristik dari setiap komponen dalam sistem antrian.
3. Jelaskan jenis biaya dalam kaitannya dengan sistem antrian.
4. jelaskan perbedaan antara disiplin antrian, prioritas yang preemptive dan non preemptive.
5. berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keempat desain sistem antrian
2. Jelaskan karakteristik dari setiap komponen dalam sistem antrian.
3. Jelaskan jenis biaya dalam kaitannya dengan sistem antrian.
4. jelaskan perbedaan antara disiplin antrian, prioritas yang preemptive dan non preemptive.
5. berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keempat desain sistem antrian
Dalam sistem antrian terdapat tiga komponen utama, yaitu:
kedatangan populasi yang akan dilayani, antrian, dan fasilitas pelayanan.
Setiap komponen memiliki karakteristik yang berbeda. Desain tata letak dalam
sistem antrian bisa dibedakan menjadi empat, yaitu single channel single
server, single channel multi server, multi channel single server, dan multi
channel multi server. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya
total, yang merupakan penjumlahan dari biaya yang timbul karena menunggu dan
biaya yang timbul karena menambah fasilitas layanan.
C. MERUMUSKAN MASALAH ANTRIAN
Perkiraan prestasi dari sistem antrian dapat digambarkan
dengan misalnya : rata-rata jumlah kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu
tunggu dari suatu kedatangan dan persentase waktu luang dari pelayanan.
Ukuran prestasi ini dapat digunakan untuk memutuskan jumlah
pelayanan yang harus diberikan, perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan
pelayanan atau perubahan lain dalam sistem antrian. Dengan sasaran pelayanan,
jumlah pelayan dapat ditentukan tanpa berpatokan pada biaya waktu tunggu.
Ukuran prestasi dan parameter model antrian ditentukan
dengan notasi sebagai berikut:
λ = rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan persatuan waktu)
1/λ = rata-rata waktu antar kedatangan
µ = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan sibuk).
1/µ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan
ρ = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk)
Pn = probabilita bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem
Lq = rata-rata jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian)
Ls = rata-rata jumlah satuan dalam sistem
Wq = rata-rata waktu tunggu dalam antrian
Ws = rata-rata waktu tunggu dalam system
λ = rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan persatuan waktu)
1/λ = rata-rata waktu antar kedatangan
µ = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan sibuk).
1/µ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan
ρ = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk)
Pn = probabilita bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem
Lq = rata-rata jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian)
Ls = rata-rata jumlah satuan dalam sistem
Wq = rata-rata waktu tunggu dalam antrian
Ws = rata-rata waktu tunggu dalam system
CONTOH : PROGRAM SISTEM ANTRIAN DI BANK
Sistem manajemen antrian merupakan aplikasi antrian yang
diintegrasikan dengan media pendukung seperti PC, button keypad, display loket,
printer thermal, TV LCD/LED/Plasma sehingga dapat mengatur dan mengelola problematika
antrian guna menunjang pelayanan yang memuaskan. Mesin Antrian berfungsi
sebagai alat bantu untuk mengatur antrian model FIFO sebagai contoh;
antrian bank, antrian apotek, antrian poliklinik, antrian kasir, dsb. Contoh
program antrian bank dapat diilustrasikan sebagai berikut :
- Customer datang mengambil tiket antrian pada kiosk layar sentuh, dengan menyentuh menu pada kiosk touchscreen, misal : CS atau Teller, maka tiket antrian akan tercetak melalui printer thermal.
- Customer menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan, sambil menunggu customer bisa menikmati fasilitas yang disediakan seperti, tempat charger HP, dispenser, majalah, koran, TV Multimedia yang integrasi dengan panel antrian. Customer nyaman dalam menunggu dan mengurangi rasa bosan menunggu.
- Jika operator di Teller/CS selesai pelayanannya bisa segera memanggil nomor antrian berikutnya dengan tombol pemanggil atau software caller.
- Nomor antrian akan dipanggil otomatis melalui speaker aktif, dan ditampilkan di display loket dan TV LCD.
- Customer menuju counter layanan yang dipanggil tadi (CS/Teller).
- Setelah selesai CS/Teller melayani, petugas dapat meminta partisipasi customer untuk memberikan penilaian terhadap kepuasan pelayanan tadi dengan alat surveykepuasan pelanggan.
- Customer pulang dengan perasaan puas dan senang.
Model antrian ada
beberapa type, mana yang cocok dengan kebutuhan antrian Anda dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. metode antrian rata-rata menggunakan FIFO untuk antrian
sederhana, jadi customer yang pertama datang, maka dia yang pertama dilayani.
Jika Anda membutuhakan alat mesin antrian silahkan menghubungi kontak kami. Dibuka kesempatan untuk menjadi Agen Pemasaran produk mesin antrian C2000 di seluruh wilayah Indonesia.
Jika Anda membutuhakan alat mesin antrian silahkan menghubungi kontak kami. Dibuka kesempatan untuk menjadi Agen Pemasaran produk mesin antrian C2000 di seluruh wilayah Indonesia.