ETIKA
PROFESI DAN KOMUNIKASI
Pada tulisan kali ini saya akan
menceritakan tentang hasil seminar yang telah saya ikuti selama bebepa waktu
ini guna untuk memenuhi tugas kuliah dengan mata kuliah Etika Profesi dan
Komunikasi #, yang di bimbing oleh Ibu Yuning Ika Rohmawati.
Seminar
yang pertamayang saya ikuti adalah seminar yang diselenggarakan oleh institut
Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) dengan tema “Make a Better Environment With
Lanscape Architect”
DI
isi oleh 2 pembicara
1.
Mikhail Gorbchev Domm, beliau adalah
alumni Universitas Indonesia dan juga aktivis lingkungan Indonesia Populih
materi yang beliau sampaikan adalah mengenai Propaganda lingkungan hidup
melalui sosial media
2.
Baron Noor wendo, beliau adalah
alumni Universitas Indonesia dan juga ketua Bank Sampah kota Depok. Materi yang
beliau sampaikan adalah mengenai Perilaku hijau setiap hari : Kreatif dan
produktif memanfaatkan sampah
Berikut
adalah foto suasana ketika seminar :
Materi 1 dari seminar berikut tentang : Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti
mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan
untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat
atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi
secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi
pihak yang mendengar atau melihatnya.
Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun
seringkali menyesatkan di mana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan
yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi
emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif
narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis
untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
pelaku propaganda.
Sebagai komunikasi satu ke banyak orang (one-to-many),
propaganda memisahkan komunikator dari komunikannya. Namun menurut Ellul,
komunikator dalam propaganda sebenarnya merupakan wakil dari organisasi yang
berusaha melakukan pengontrolan terhadap masyarakat komunikannya. Sehingga
dapat disimpulkan, komunikator dalam propaganda adalah seorang yang ahli dalam
teknik penguasaan atau kontrol sosial. Dengan berbagai macam teknis, setiap
penguasa negara atau yang bercita-cita menjadi penguasa negara harus
mempergunakan propaganda sebagai suatu mekanisme alat kontrol sosial.[1]
MATERI 2 ADALAH TENTANG KREATIF & MEMANFAATKAN
SAMPAH :
A. Pengertian Sampah
Menurut
para ahli, sebagaimana dikutif oleh Dedy Meliala bahwa sampah dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1.
Kamus Istilah Lingkungan,
mendefinisikan sampah sebagai berikut:
“Sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa
atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
2.
Dr. Tandjung, M.Sc. mengatakan
bahwa: “Sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”.
3.
Prof. Ir. Radyastuti. W.
mengungkapkan bahwa: “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai”.
4.
Ecolink untuk Istilah Lingkungan
mengatakan: “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”.
Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sesuatu yang
tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
B.
Sumber-sumber Sampah
Dilihat dari sumbernya sampah dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1.
Rumah Tangga
Sampah
rumah tangga berasal dari dapur rumah yang biasanya sampah organik dari sisa
sayuran, buah-buahan, dan makanan. Tetapi, ada juga sampah anorganik seperti
sampo, pasta gigi, sikat gigi, dan lain sebagainya.
2.
Pertanian
Secara
umum sampah pertanian dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, pupuk, dan
hiasan. Sampah pertanian diantaranya adalah batang-batang padi dan gabah sisa
penggilingan padi.
3.
Perkantoran
Sampah
perkantoran pada umumnya adalah kertas-kertas seperti kertas folio dan kertas
koran. Sampah kertas adalah sampah yang paling mudah untuk dimanfaatkan
kembali.
4.
Pabrik atau Perindustrian
Sampah
pabrik atau perindustrian biasanya kita kenal sebagai limbah. Limbah industri
ada yang berbahaya dan ada juga yang tidak. Sampah industri yang berbahaya
contohnya limbah kimia yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik kimia yang sebagian
ada yang mengandung racun, sehingga dianggap sebagai limbah yang berbahaya.
5.
Rumah Sakit
Sampah
rumah sakit biasanya berupa bekas alat suntik, obat-obatan, botol infus, dan
sebagainya. Beberapa sampah rumah sakit dikategorikan sebagai sampah berbahaya.
6.
Pasar
Sampah
yang berasal dari pasar cukup beragam yang pada umumnya adalah sisa-sisa
sayuran yang layu atau busuk. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah-sampah
tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pembeli. Jika kondisi tersebut
tidak berubah, para pembeli akan memilih tempat yang lebih nyaman seperti di
supermarket.
C. Jenis-jenis
Sampah
Berdasarkan komposisi,
sampah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.
Sampah Organik (Degradable)
Sampah
organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable
atau dapat juga didefinisikan sampah yang dapat mengalami pembusukan secara
alami. Sampah rumah tangga
sebagian
besar merupakan bahan organik, misalnya sampah berasal dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain dari kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran,
kulit buah dan lain sebagainya.
2. Sampah Anorganik (non-organik/Undegradable)
Sampah
anorganik adalah sampah yang terdiri dari barang-barang yang tidak dapat
terurai atau tidak dapat mengalami pembusukan secara alami, seperti sampah yang
dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik sebagai produk sintetik maupun
hasil pengolahan teknologi (kaleng, plastik, karet, kaca, keramik, kertas).
Walaupun tidak dapat mengalami pembusukan secara lamai, tetapi sampah anorganik
ini dapat didaur ulang.
Berdasarkan sifat
fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain:
1.
Sampah Basah (Garbage)
Terdiri
dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan,
buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan
cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
2.
Sampah Kering (Rubbish)
Tersusun dari bahan organik maupun
anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk. Sampah kering ini
terdiri atas dua golongan:
a.
Metalic Rubbish - misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.
b. Non Metalic Rubbish - misalnya kertas, kayu, sisa-sisa
kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan.
3.
Sampah Lembut
Terdiri dari partikel-partikel
kecil, ringan dan mempunyai
sifat mudah beterbangan,
yang dapat membahayakan dan
mengganggu pernafasan serta penglihatan. Misalnya:
a. Debu, berasal dari penyapuan lantai
rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur, pabrik semen, pabrik
tenun, dan lain-lain.
b. Abu, berasal dari sisa pembakaran
kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-lain.
4.
Sampah Besar (Bulky Waste)
Merupakan
sampah yang berukuran besar, misalnya: bekas furnitur (kursi, meja), peralatan
rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.
5.
Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).
Merupakan
sampah dari bahan yang beracun dan berbahaya baik terhadap manusia, hewan
maupun tanaman. Sampah ini tidak dapat didaur ulang secara sembarangan harus
disterilkan terlebih dahulu. Sampah ini terdiri dari:
a. Sampah patogen, berupa sampah yang
berasal dari rumah sakit dan klinik.
b. Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida,
kertas bekas pembungkus bahan
beracun, baterei bekas, dan lain-lain.
c. Sampah radioaktif, berupa sampah
bahan-bahan nuklir.
d. Sampah
ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya.
Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi:
1.
Sampah Padat
Sampah
padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang
berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
a. Biodegradable:
yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
b.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:
-
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan
digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
- Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai
ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2.
Sampah cair
Sampah
cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Contohnya:
·
a. Limbah hitam : sampah cair yang
dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
·
b. Limbah Rumah Tangga :
sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini memungkin mengandung patogen.
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
3.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering
di hutan yang terurai menjadi tanah Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini
dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan
utama pada dialektika
manusia adalah pengurangan
penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang
higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat
dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang
dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah
sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum
dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan
dan industri.
6. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi
nuklir dan fisi
nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir
disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas
tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan).
D. Dampak Negatif Sampah Dalam Berbagai
Bidang
1.
Dampak
terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang
kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya berbagai penyakit, seperti:
a.
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
b.
Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit).
c.
Penyakit yang dapat menyebar melalui
rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
d. Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di
Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke
laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak
terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat
ditimbulkan oleh sampah misalnya pembuangan sampah padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase,
dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan
menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja
menurunnya estetika (tidak sedap
dipandang mata).
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Macam pencemaran perairan yang
ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air
sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan
meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.
Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan
tanah melalui air sumur penduduk dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3
(bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang
disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang
ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu, gas-gas
beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO),
karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di
udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang
bersifat karsinogen, artinya dapat
menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3. Dampak
terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan
membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, seperti bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
4. Memberikan
dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini
adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit)
dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
Infrastruktur lain dapat juga
dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya
yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang
atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
E.
Cara Menanggulangi Permasalahan yang Berhubungan dengan
Sampah
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan yang berhubungan dengan sampah, yaitu:
1.
Masyarakat diwajibkan membuang
sampah pada tempatnya.
2.
Pemerintah mengeluarkan peraturan
tentang kewajiban masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Bagi
masyarakat yang melanggar dikenakan hukuman sebagaimana diatur dalam peraturan
tersebut.
3.
Tersedianya tempat sampah di
tempat-tempat tertentu sehingga masyarakat tidak susah membuang sampah di
tempat tersebut.
4.
Melakukan kerja bakti secara berkala
untuk membersihkan lingkungan sekitar dari sampah.
5.
Penimbunan Tanah
Didaerah
perkotaan, setiap harinya ribuan meter kubik diangkut ke tempat pembuangan
akhir. Sampah-sampah yang bertumpuk ini dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah
dataran rendah yang akan dijadikan perumahan, ruko atau yang lainnya.
Sampah-sampah itu diratakan dan dipadatkan sampai ketinggian yang diinginkan.
(Marshall Bakar, 2012:32)
6.
Penimbunan Tanah Secara Sehat (Sanitary Land Fill)
Sampah
busuk (garbage) yang merupakan sisa
makanan, sayuran atau segala yang busuk dan berbau busuk sebenarnya dapat
dijadikan bahan untuk mengurug dataran rendah. Namun setelah itu, sampah diurug
sesuai dengan ketinggian yang diinginkan, sampah ini ditimbun tanah. Lapisan
tanah penimbunan ketebalannya minimal 60 cm.
7.
Pembakaran Sampah
Cara
pemusnahan sampah dengan pembakaran biasa dilakukan oleh penduduk desa atau
pinggiran kota. Cara ini dianggap paling praktis. Namun ada kendala jika datang
musim penghujan. Biasanya sampah menjadi basah dan sulit dibakar. Selain itu,
pembakaran sampah menyebabkan pencemaran udara. (Marshall Bakar, 2012:32)
8.
Penghancuran (Pulverisation)
Sebagian
kota besar telah memiliki mobil pengumpul sampah yang dilengkapi dengan mesin
penghancur. Sampah dibuat potongan-potongan kecil sehingga menjadi praktis.
Setelah sampah dilumatkan, maka sampah-sampah itu dibuang untuk menimbun
dataran rendah atau dibuat pupuk kompos. (Marshall Bakar, 2012:32)
F.
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang
bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah,
yaitu:
1.
Mengurangi (Inggris: reduce)
Sebisa
mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2.
Menggunakan kembali (Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang sekali
pakai, buang(Inggris: disposable)
3.
Mendaur ulang (Inggris: recycle)
Sebisa
mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi
(Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang berguna bagi manusia.
4.
Mengganti (Inggris: replace)
Teliti
barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
5.
Mengubah (Inggris: recovery)
Recovery ialah proses pengubahan sampah menjadi bentuk lain,
misalnya sampah diubah menajdi energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa)).
G. Pemanfaatan
Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Masyarakat
Selain
cara di atas ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang
memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat, diantaranya adalah:
1.
Makanan Ternak
Banyak sisa kegiatan rumah tangga
atau kegiatan pabrik yang bisa dijadikan makanan ternak. Sebagai contoh,
sayur-mayur sisa di dapur, bisa dijadikan makanan sapi, kambing atau binatang
ternak lainnya. Nasi yang basi bisa dicampur dengan dedak untuk makanan ayam.
Kulit singkong, kulit pisang dan sejenisnya bisa juga dijadikan makanan ternak.
Di beberapa peternakan, ampas tahu dijadikan makanan domba, sehingga domba tumbuh
dengan gemuk.
2.
Daur Ulang (Recycling)
Sampah-sampah yang
dibuang karena dianggap sudah tidak berguna lagi, sebenarnya
masih
dapat dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi benda lain atau dicetak
ulang untuk benda yang sama, seperti : plastik, kertas, kaca, dan botol bekas.
Beberapa contoh daur ulang dapat disebutkan sebagai berikut:
a.
Daur ulang plastik
Plastik-palstik
yang dikumpulkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu : sortir, pemotongan,
pencucian, pengeringan, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pencetakan
pembungkusan dan pemeriksaan. Pada tahap ini dihasilkan biji plastik yang
selanjutnya diolah menjadi barang-barang keperluan rumah tangga yang memiliki
nilai jual.
b.
Daur ulang kaca
Daur
ulang kaca dapat dilakukan dengan cara pecahan kaca atau botol yang ada
dibersihkan, dicuci dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat
celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca dibentuk sesuai
dengan keinginan. Pecahan kaca atau botol dapat pula langsung dibuat benda hias
yang memiliki nilai seni yang tinggi.
c.
Daur ulang kaleng bekas
Kaleng-kaleng
bekas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang kerajinan yang berguna,
misalnya vas bunga, tempat pensil, wadah kosmetik atau perhiasan, mainan anak
atau toples tempat permen.
d.
Daur ulang bunga kering
Agar
bunga dapat bertahan lebih lama dan memiliki nilai seni yang tinggi, bunga
dapat dikeringkan dan dikombinasikan dengan bahan limbah lain seperti ranting
tanaman, daun, kulit dan biji buah. Semua bahan tersebut dirangkai melalui
pengeleman dan dibentuk menjadi booklet yang indah atau asesoris lain sebagai
dekorasi ruangan.
e.
Daur ulang bahan kain
Kain
yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat boneka, washlap,
tas, tempat pensil dan lain-lain. Selain itu limbah dari pabrik yang berupa
bahan kain dapat dimanfaatkan untuk membuat keset, hiasan dinding dan lain
sebagainya.
f.
Daur ulang bahan kertas
Kertas yang
sudah tidak dipakai
lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat kartu
undangan,
kotak perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara mengubah
kertas-kertas bekas menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak, dikeringkan dan
kemudian dapat dibentuk sesuai dengan keperluan.
3.
Pengomposan (Composting)
Pemusnahan
sampah dengan cara pengomposan sudah banyak dilakukan orang, baik secara
pribadi maupun kelompok. Mereka menggunakan teknik pengomposan untuk
memanfaatkan benda tak berguna itu untuk dijual sebagai pupuk kompos. Dengan
cara, sampah yang berupa sampah basah (garbage)
dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Komposisi untuk membuat kompos ini
adalah 2 – 4 m kubik sampah basah, 6,5 m kubik kulit buah kopi, 750 kg kotoran
hewan memamah biak (kira-kira 50 blek minyak tanak isi 20 liter), dan 30 kg abu
dapur atau abu kayu. Cara pembuatan kompos ini cukup mudah, yaitu:
a.
Semua bahan dicampur kecuali abu dan
disimpan di tempat pengomposan setinggi 1 m. Kemudian atasnya ditaburi abu
secara merata.
b.
Cairan yang keluar dari bak
pengomposan ditampung dan disiramkan kembali ke permukaan kompos untuk
meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
c.
Setelah 2 -3 minggu kompos perlu
dibolak-balik dengan baik setiap minggu.
d.
Biasanya 2-3 bulan kompos sudah
matang dengan sempurna.
e.
Setiap dimanfaatkan sebaiknya kompos
dijemur dulu sampai agak kering dan kadar airnya kira-kira tinggal 50-60 %
saja.